Internet berawal dari institusi pendidikan dan penelitian di Amerika
Serikat. Penggunaan Internet untuk kepentingan bisnis baru dilakukan
semenjak tahun 1995, belum genap enam (6) tahun yang lalu. Di luar
negeri, Internet ini sering diasosiasikan dengan perguruan tinggi,
sementara di Indonesia, Internet lebih diasosiasikan dengan bisnis (ISP,
e-commerce) dan entertainment.
Manfaat Internet Bagi Pendidikan
Agak
janggal bagi penulis untuk menuliskan manfaat Internet bagi pendidikan.
Namun, untuk memperjelas maka akan penulis ulas secara singkat manfaat
Internet bagi pendidikan.
Akses ke sumber informasi. Sebelum
adanya Internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh
dunia) adalah akses kepada sumber informasi. Perpustakaan yang
konvensional merupakan sumber informasi yang sayangnya tidak murah.
Buku-buku
dan journal harus dibeli dengan harga mahal. Pengelolaan yang baik juga
tidak mudah. Sehingga akibatnya banyak tempat di berbagai lokasi di
dunia (termasuk di dunia Barat) yang tidak memiliki perpustakaan yang
lengkap. Adanya Internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi
yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, masalah akses semestinya
bukan menjadi masalah lagi.
Di Indonesia, masalah kelangkaan
sumber informasi konvensional (perpustakaan) lebih berat dibanding
dengan tempat lain. Adanya Internet merupakan salah satu solusi
pamungkas untuk mengatasi masalah ini.
Akses ke pakar. Internet
menghilangkan batas ruang dan waktu sehingga memungkinan seorang siswa
berkomunikasi dengan pakar di tempat lain. Seorang siswa di Makassar
dapat berkonsultasi dengan dosen di Bandung atau bahkan di Palo Alto,
Amerika Serikat.
Media kerjasama. Kolaborasi atau kerjasama antara
pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan
lebih mudah, efisien, dan lebih murah.
Permasalahan Internet Untuk Pendidikan
Penjabaran
di atas tentunya membawa kita pada pertanyaan mengapa kita belum banyak
menggunakan Internet untuk keperluan pendidikan di Indonesia. Ada
beberapa alasan, dimana sebagian akan diungkapkan pada bagian-bagian di
bawah ini.
Kurangnya penguasaan bahasa Inggris. Suka atau tidak suka,
sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris.
Penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).
Kurangnya
sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Kita sadari bahwa tidak semua
orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris. Untuk itu sumber informasi
dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber
informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Konsep
berbagi (sharring), misalnya dengan membuat materi-materi pendidikan di
Internet, belum merasuk. Inisiatif langka seperti ini sudah ada namun
masih kurang banyak.
Akses Internet masih mahal
Meskipun
sudah tersedia, akses ke Internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan
akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Diharapkan
akselerasi penurunan harga menjadi fokus utama dari Pemerintah.
Mekanisme lain adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk institusi
pendidikan.
Akses Internet masih susah diperoleh. Beberapa daerah
di Indonesia masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan
untuk mengakses Internet.
Guru belum siap. Guru di Indonesia
masih belum siap untuk menggunakan Internet sebagai bagian dari
pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat
memanfaatkan Internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah
mencari soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia
membuat dua (2) soal dan menyimpannya di Internet, maka akan ada ribuan
bahkan bisa jutaan soal yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.
Penutup
Internet merupakan salah satu produk teknologi yang dapat membantu kita
meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan. Meskipun masih banyak
tantangan, kita masih dapat memanfaatkan Internet sebesar mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar